Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan
Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bulukumba
Kab. Bulukumba merupakan salah satu daerah dengan karakter
maritim yang kuat, terbukti dengan adanya Industri Kapal Phinisi yang sudah
bertahan ratusan tahun dan masih bertahan hingga kini, begitupula secara
Sosio-Demografi penduduk Kab. Bulukumba sangat menggantungkan hidupnya pada
sumber daya Kelautan dan Perikanan, dan ini terbukti pertumbuhan ekonomi bidang
Kelautan dan Perikanan di Kab. Bulukumba melampaui pertumbuhan ekonomi daerah
secara umum, dimana pertumbuhan ekonomi bidang kelautan dan perikanan mencapai
9,42 % pada tahun 2012 sementara daerah hanya mencapai 8,97%, angka pertumbuhan
ekonomi ini juga jauh melampaui angka pertumbuhan bidang Pertanian yang tumbuh
hanya 5,83%. Selain itu kontribusi bidang kelautan dan perikanan terhadap PDRB
kab. Bulukumba juga semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan fakta ini
terlihat bahwa kedepan pengembangan potensi Kelautan dan perikanan lebih potensial untuk dikembangkan dibanding
dengan potensi daratan yang sudah terindikasi dengan adanya degradasi
lingkungan akibat pemanfaatan berlebih, hal ini karena Mindset Pembangunan kita selama ini memang lebih banyak mengarah
pada Pembangunan yang berbasis daratan.
Untuk itu, kunjungan bapak Menteri di Kab. Bulukumba
sangat tepat mengingat Potensi Kelautan dan Perikanan sangat besar. Dengan
panjang garis pantai 128 Km menempatkan Kab. Bulukumba sebagai salah satu
Kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Propinsi Sulawesi Selatan,
begitupula produksi perikanan tangkap Tahun 2013 mencapai 33.716 ton juga menjadikan
Kab. Bulukumba menjadi produser perikanan tangkap terbesar di Sulawesi Selatan.
Nilai produksi Perikanan Tangkap pada Tahun 2013 mencapai Rp. 674.320.000.000 (Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Milyar Tiga Ratus Dua
Puluh Juta Rupiah). Jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung untuk
Perikanan Tangkap ini mencapai 6.266 orang.
Selain potensi perikanan tangkap, Kab. Bulukumba juga
cukup kaya dari segi perikanan Budidaya, dimana Luasan Tambak mencapai 3.576 Ha
dengan potensi 4.000 Ha, Budidaya Laut 6.030 Ha dengan potensi pengembangan
9.000 Ha, Budidaya Air Tawar 124,4 Ha dengan potensi 1.020 Ha dan Budidaya Mina
Padi baru terealisasi 127,5 Ha dengan lahan potensi 10.100 Ha. Keselurahan
jenis budidaya ini pada Tahun 2013 memberi kontribusi produksi sebesar 17.715,2
Ton dengan Nilai produksi sebesar Rp.223.723.107.000
(Dua Ratus Dua Puluh Tiga Milyar Tujuh Ratus Dua Puluh Tiga Juta Seratus Tujuh
Ribu Rupiah). Jumlah tenaga kerja pada budidaya perikanan ini sebesar
15.165 orang.
Selain Penangkapan Ikan dan Budidaya Perikanan, Sektor
Kelautan dan Perikanan juga memproduksi produk olahan hasil perikanan sebesar
399 Ton pada Tahun 2013 dengan nilai produksi sebesar Rp.7.524.562.000 (Tujuh Milyar Lima Ratus Dua Puluh Empat Juta Lima Ratus
Enam Puluh Dua Ribu Rupiah). Jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 200
orang.
Dari keseluruhan sub sektor pada Bidang Kelautan dan
Perikanan diatas diperoleh nilai produksi sebesar Rp. 905.567.669.000 (Sembilan Ratus Lima Milyar Lima Ratus Enam Puluh
Tujuh Juta Enam Ratus Enam Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Dengan serapan
tenaga kerja secara total sebesar 21.631 orang. Dari angka yang disebutkan
diatas terlihat bahwa sumbangsih sektor kelautan dan perikanan sangat besar.
Selain dari capaian produksi, DKP Kab. Bulukumba
berhasil melakukan pembinaan kepada para nelayan dan wirausahawan di Bidang
Kelautan dan Perikanan, sehingga pada Tahun 2012 Nelayan kami mendapatkan
penghargaan Adibakti Mina Bahari dengan predikat Juara I Tingkat nasional Kategori
Nelayan Teladan dan pada Tahun 2013 kembali diperoleh penghargaan dengan
kategori Wirausahaan Teladan dengan predikat Juara II Tingkat Nasional. Selain
itu diperoleh juga penghargaan Kelompok Pelestari Lingkungan dengan Predikat
Juara Harapan III Tk.Propinsi.
Rangkaian prestasi diatas tentunya berkat kerjasama
antara pihak Pemerintah Kab. Bulukumba (DKP) dan pihak Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI (KKP), dimana pada Tahun 2011 KKP menetapkan Kab. Bulukumba
sebagai satu – satunya Kawasan
Minapolitan Perikanan Tangkap di Propinsi Sulawesi Selatan. Keputusan sekaligus
kepercayaan yang diberikan KKP ini tentunya sangat beralasan mengingat begitu
tingginya potensi yang ada sebagaimana yang telah kami uraikan sebelumnya.
Sponsored By:
Kla Fashion Bulukumba
081 342 591 853
Meskipun fakta membuktikan bahwa sumbangsih sektor
kelautan dan perikanan sangat besar, namun bukan berarti dalam upaya
pembangunan dimaksud tidak mengalami kendala, dengan besaran objek pembangunan
dan support dana rasanya masih jauh dari kata seimbang. Pada Tahun 2013 Jumlah
anggaran DKP Kab. Bulukumba baru mencapai Rp.10.073.574.000 yang bersumber dari
APBD 2013. Dan Anggaran Tugas Pembantuan sebesar Rp. 26.134.804.000 yang
terdiri dari anggaran Pembangunan PPI Tahap III sebesar Rp. 23.922.370.000 dan
Pembangunan Pabrik Es Rp. 2.212.434.000.
Secara matematis nilai anggaran yang diperoleh DKP
Kab. Bulukumba sebenarnya cukup besar, namun jika dibandingkan dengan luasan
objek yang menjadi kewenangan masih jauh dari kata cukup. Kewenangan
pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan sangatlah luas, mulai dari Wilayah
Daratan yang berupa pengembangan Budidaya Air Tawar sampai kewilayah lautan
yang berupa Budidaya Laut, Peringkanan Tangkap dan Jasa-jasa kelautan non
konsumsi lainnya.
Keterbatasan penganggaran ini berimplikasi pada
kondisi Infrastruktur wilayah pesisir dan laut Kab. Bulukumba yang masih belum
memadai, dimana Infrastruktur seperti Pelabuhan Perikanan, Sarana Pengawasan
Sumber Daya dan Pelindung Pantai masih sangat minim. Untuk infrastruktur yang
berupa pelabuhan perikanan sampai saat ini Kab. Bulukumba baru memiliki 1 unit
PPI yaitu PPI Kajang yang ditetapkan oleh KKP sebagai zona inti Minapolitan dan
satu lagi lainnya PPI Bonto Bahari masih dalam tahap konstruksi (belum
operasional) dan diharapkan nantinya akan menjadi PPI penunjang untuk
pengembangan kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap.
Berdasarkan estimasi kami, Pembangunan PPI Bonto
Bahari untuk sampai pada tahapan 100 % layak operasional masih dibutuhkan
anggaran sebesar Rp. 10.000.000.000 untuk
pembangunan lanjutan breakwater sepanjang 500 meter dan penyediaan sarana dan
prasarana PPI lainnya. Pembangunan breakwater ini sangatlah penting, mengingat posisi PPI yang berbatasan langsung
dengan Laut Flores yang terkenal dengan keganasan ombaknya,sehingga untuk
memastikan kenyamanan dan keamanan kapal yang berlabuh di PPI ini masih
membutuhkan breakwater yang mengelilingi kolam labuh.
Kendala lain yang masih kerap kali dijumpai pada Bidang Kelautan dan Perikanan
di Kab. Bulukumba dapat kami paparkan sbb :
1. Komposisi
armada penangkapan ikan masih di dominasi oleh armada penangkapan skala kecil,
sehingga nelayan terkonsentrasi pada area penangkapan 4 Mil, padahal potensi
perikanan tangkap yang besar sesungguhnya berada pada laut diatas 12 Mil.
2. Aktivitas
pengawasan yang ada masih sangat terbatas yaitu kami baru memiliki 1 unit kapal
pengawas dengan panjang garis pantai yang harus diawasi 128 KM.
3. Belum
maksimalnya pengelolaan budidaya perikanan akibat minimnya sarana dan prasarana
produksi.
4. Kondisi
sumber daya kelautan dan perikanan sudah mengarah ke degradasi sebagai akibat
adanya exploitasi yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah ekologi.
5. Kondisi PPI
kajang sebagai Zona Inti Minapolitan belum maksimal karena terjadi pendangkalan
di kolam labuh dan dermaga tenggelam pada saat pasang tertinggi.
6. Akses
nelayan dan pembudidaya terhadap permodalan masih minim, begitupula akses
pasar.
7. Terjadinya
abrasi di hampir seluruh bagian pantai Kab. Bulukumba.
8. Belum adanya
Kawasan Konservasi Laut.
Harapan kami terhadap pelaksanaan event ini semoga
dapat memediasi berbagai kendala yang telah kami paparkan sebelumnya dan dapat
menjadi trigger (pemicu) dalam rangka
mengakselerasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kab. Bulukumba khususnya
dan tentunya Indonesia secara umum.
Written By:
Yusli Sandi,S.Kel,M.Si
Kasubag Program
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kab. Bulukumba
Comments
Post a Comment