PERIKANAN OPTIMALKAN PELAYANAN NELAYAN DENGAN SISTEM JEMPUT BOLA
Nelayan adalah salah satu profesi mulia karena berkat jasa mereka masyarakat bisa memperoleh asupan nutirisi tingkat tinggi yang bermanfaat tidak hanya pada kesehatan namun bisa juga berdampak pada kecerdasan otak. Namun demikian, meski profesi ini memliki peran yang sangat vital terhadap kehidupan namun ternyata profesi ini sedikit termarginalkan karena dianggap berisiko tinggi seperti rentannya kecelakaan laut dan tidak adanya pihak asuransi yang mau memberikan penjaminan terhadap kapal perikanan mereka, hal ini pula yang menjadi acuan perbankan sehingga mereka juga tidak memberikan pinjaman berusaha kepada nelayan dengan penjamiman kapal, kalaupun nelayan diberikan pinjaman mereka harus mencari alternative penjaminan yang lain.
Untuk itu perlu ada keberpihakan pemerintah terhadap profesi
ini agar kelak semua orang bisa berbangga menjadi nelayan. Olehnya itu untuk
memaksimalkan pelayanan terhadap nelayan Dinas Perikanan melakukan “Jemput Bola” dengan menemui langsung
nelayan untuk mendengarkan keluhan-keluhan mereka sekaligus memberikan updating
informasi-informasi terbaru baik itu informasi prosedur penerimaan bantuan
maupun informasi teknologi terapan yang kemungkinan mereka bisa terapkan dalam
mendukung usaha mereka.
Pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2022 aparat Dinas Perikanan
Bulukumba melakukan pertemuan santai dengan nuansa kekeluargaan dengan nelayan Kecamatan Herlang yang berlokasi di
Kantor Kecamatan. Acara ini dihadiri sekitar 30 orang dari nelayan dan sifatnya
swadaya (tanpa APBD). Acara swadaya
ini dilakukan untuk menghilangkan formalitas yang biasanya justru memberi jarak
antara aparat dan nelayan. Dari pihak Dinas Perikanan dihadiri oleh Pejabat
Fungsional Analis Kebijakan yaitu Ibu Farida
Syam,S.Pi, Andi Apriyani Patsyar,S.Pi,M.Si dan Analis Kenelayanan Taufik,S.Pi serta staf lainnya. Dalam acara ini Ibu Farida Syam menyampaikan bahwa
nelayan saat ini sudah menjadi prioritas Pemda Bulukumba dimana Pemda telah
meluncurkan program 1.000 rumpon sebagai
upaya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan. Lebih lanjut ibu Apriyani
menambahkan bahwa bantuan di perikanan dapat diakses oleh siapa saja tanpa
harus melakukan lobby-lobby, tapi nelayan hanya diperlukan untuk memenuhi semua
aspek persyaratan dalam penyaluran bantuan, seperti nelayan harus tergabung
dalam kelompok perikanan yang sudah terdaftar dan memiliki proposal.
Bapak Taufik kemudian juga memberikan penjelasan bahwa meskipun
nelayan sudah memenuhi persyaratan tidak serta merta langsung menerima bantuan karena
harus antri dengan nelayan lain yang terlebih dahulu memberikan usulannya ke
Dinas Perikanan. Kelompok yang juga sudah mendapat giliran tidak otomatis
mendapatkan karena masih ada tahapan verifikasi kelompok untuk menguji tingkat kebenaran
dokumen yang disampaikan, identifikasi kebutuhan real dan kemampuan kelompok
dalam memanfaatkan bantuan nantinya. Jika kelompok sudah lulus uji verfikasi
maka kelompok tersebut sudah layak untuk mendapatkan bantuan.
Penjelasan kemudian ditambahkan lagi oleh Ibu Risma salah
satu staf dinas perikanan, bahwa nelayan tidak perlu khawatir mengenai urutan
kelompok penerima bantuan, karena verifikasi daftar kelompok dilaksanakan
secara digital dengan aplikasi SABAR
MENANTI, Aplikasi ini dibuat sendiri oleh ASN dinas perikanan tanpa
membebani biaya APBD, Pembuatan
aplikasi ini semata-mata dilakukan oleh ASN perikanan sebagai wujud komitmen
untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan mewujudkan transparansi dalam
pendistribusian bantuan. Aplikasi SABAR MENANTI ini dipopulerkan oleh Kabid
Pengolahan dan Pemasaran Ikan Bapak Fachry
Amal,S.PI.
Pertemuan Sawadaya tapa ABPD seperti ini akan diperbanyak
karena pertemuan informal terbukti lebih berhasil menggali aspirasi ketimbang pertemuan formal yang membuat nelayan segan dalam menyampaikan unek-uneknya.
Comments
Post a Comment