JANGAN BERBURU IKAN LAGI TAPI PANEN IKAN DI LAUT
Di era modern seperti sekarang memang sudah tidak pantas
rasanya kalau masih dilakukan aktivitas berburu. Aktivitas berburu ini sangat
familiar dijaman primitif, dimana untuk mencari makanan para orang-orang
primitif melakukan aktivitas berburu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perilaku berburu ini sudah lama ditinggalkan didaratan berganti menjadi
aktivitas bercocok tanam yang sekarang kita kenal sebagai petani, namun sayangnya
aktivitas ini belum ditinggalkan oleh nelayan di laut bahkan di era milenial
sekalipun. Dalam melakukan penangkapan ikan mereka masih berburu ikan dan tidak
mengetahui secara pasti dimana ikan harus ditangkap.
Dengan sistem berburu seperti ini menjadikan profesi nelayan
sangat tidak efektif karena memiliki penghasilan yang tidak pasti. Biaya
operasional terutama bahan bakar juga tinggi dan tidak menentu tergatung dari
seberapa cepat mereka menangkap ikan. Persoalan ini rupanya mampu diterjemahkan
oleh Bupati dan wakil bupati Bulukumba pada visi misinya yang menempatkan program 1.000 rumpon sebagai salah satu
program prioritas. Awalnya program
ini banyak yang mencibir karena banyak kendala yang dihadapi seperti
keterbatasan anggaran, kebiasaan masyarakat, konflik nelayan dan kendala
regulasi. Namun dengan karakter kepempimpinan yang kuat akhirnya program ini
berhasil berdampak sangat signifikant terhadap produksi perikanan tangkap di
Bulukumba, terbukti dengan produksi perikanan tangkap yang mencapai 55.522,6
ton berhasil menempatkan Kabupaten Bulukumba sebagai produsen perikanan tangkap
nomor 1 (satu) di Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba Hj. Hamrina Andi Muri,S.Pd,M.Si program
1.000 rumpon merupakan bukti kepedulian pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba
terhadap nelayan, karena dengan program ini nelayan tidak perlu lagi berburu
ikan namun hanya mengambil ikan di laut melalui rumpon-rumpon yang sudah di
tebar dilaut. Program ini berhasil mengubah konsep penangkapan ikan dari
berburu (hunting) ke memanen (Harvesting) ikan.
Untuk menerjemahkan program 1.000 rumpon yang merupakan
program prioritas Bupati Bulukumba, maka menurut Yusli Sandi, S.Kel,M.Si Kepala Bidang Perikanan Tangkap, menuturkan
bahwa program ini harus dilakukan penyesuain dan sedikit modifikasi untuk
mengikuti regulasi dan kondisi ekosistem yang ada. Lebih lanjut kepala bidang
perikanan tangkap menjelaskan bahwa secara regulasi ada pengaturan jarak antar
rumpon dalam permenkp nomor 36 Tahun 2023 tentang penempatan alat penangkapan
ikan dan alat bantu penangkapan ikan terukur sehingga cukup sulit untuk
mengadakan rumpon apung sebanyak itu jika hendak menempatkannya di perairan
sekitar Bulukumba, karena tujuan dari penempatan rumpon ini adalah mendekatkan
ikan ke wilayah perairan bulukumba.
Untuk itu, untuk mencapai tujuan mendekatkan dan
memperbanyak populasi ikan di perairain sekitar Bulukumba, maka selain rumpon
apung diperlukan banyak rumah ikan yang tidak hanya berfungsi untuk menarik
ikan pelagis namun juga menarik ikan demersal serta berbagai biota lainnya yang
lebih kompleks. Bahkan kepala bidang perikanan tangkap menjelaskan dalam acara Sosialisasi Fishing Ground (18/12/2023) bahwa saat
ini dirinya sedang mengembangkan jenis rumpon baru yang dia sebut sebagai Rumpon Layang (Pohon Laut) yang
berfungsi untuk menarik schooling ikan pelagis dan demersal sekaligus. Pohon
laut ini akan menjadi hutan di tengah lautan sehingga tercipta ekosistem baru
bagi biota laut dan berpotensi menjadi areal Fishing Ground (Area Tangkapan Ikan) baru, menariknya investasi untuk membuat 1 (satu) unit Pohon Laut hanya sebesar RP.511.000 sehingga sangat memudahkan bagi nelayan. Selain itu, Yusli menyiapkan
konsep rumpon dasar yang nantinya akan berfungsi sebagai rumah ikan bahkan bisa
berfungsi sebagai tempat memijah/berkembang biak dan berlindung bagi ikan-ikan.
Rumpon dasar ini sudah diuji cobakan di herlang turungan beru.
Dengan berbagai program terobosan diatas, diharapkan Nelayan
tidak perlu lagi mencari ikan tapi memanen ikan di laut. Selain dari pembuatan
Fishing Ground buatan berupa rumpon dan rumah ikan, Dinas Perikanan juga menerapkan
sistem pencarian ikan menggunakan data citra satelit yang direlay langsung dari
hasil analisis BROL (Balai Riset dan Observasi Laut) yang dideminasi melalui
Group WA dan media lainnya, program pencarian ikan melalui data citra satelit
ini kami sebut sebagai CECAR (Cara
Cerdas Cari Ikan).
Comments
Post a Comment