IKAN TUNA NYANTAI KAYAK DI PANTAI
Tuna
sirip kuning dikenal sangat bermigrasi, dengan individu yang melakukan migrasi
panjang setiap tahunnya. Migrasi ini kemungkinan besar berhubungan dengan
perilaku pemijahan dan kebutuhan makanan mereka. Spesies ini berkembang
biak melalui pemijahan yang tersebar, di mana beberapa betina dan beberapa
jantan melepaskan jutaan telur dan sperma ke kolom air pada saat yang
bersamaan. Cara ini meningkatkan kemungkinan telur dibuahi dan mengurangi
kemungkinan dimakan oleh predator telur. Meskipun hampir semua ikan
berdarah dingin, tuna sirip kuning memiliki struktur pembuluh darah khusus –
yang disebut penukar arus balik (countercurrent exchanger) – yang memungkinkan
mereka mempertahankan suhu tubuh lebih tinggi dibandingkan suhu air di
sekitarnya. Adaptasi ini memberi mereka keuntungan besar saat berburu di
perairan dingin, karena memungkinkan mereka bergerak lebih cepat dan
cerdas. Tuna sirip kuning adalah salah satu perenang tercepat di
lautan. Seperti beberapa spesies hiu, tuna sirip kuning harus terus berenang. Untuk
mendapatkan oksigen dari air, ikan melewatkan air melalui insangnya. Tuna
tidak mampu melakukannya saat berhenti, jadi mereka harus terus berenang ke
depan dengan mulut terbuka agar darahnya tetap teroksigenasi.
Tuna
sirip kuning adalah ikan konsumsi yang sangat berharga dan banyak ditangkap di
seluruh wilayah jelajahnya. Secara umum, para ilmuwan yakin bahwa
perikanan ini dikelola dengan cukup baik, dan spesies ini tidak dianggap
ditangkap secara berlebihan. Namun, ada beberapa populasi yang ditangkap
lebih banyak dibandingkan populasi lainnya, dan penting untuk terus memantau
aktivitas ini untuk mencegah tingkat penangkapan ikan yang dapat mengancam
spesies ikonik dan kuat ini.
Dengan
karakter seperti ini maka jarang didapatkan ikan tuna sirip kuning berenang di
pinggir pantai karena lingkungan di pinggir pantai tidak mendukung ikan tuna
untuk melakukan aktivitas renang yang terkenal cepat. Namun demikian, terkadang
ikan tuna juga mendekat ke pantai untuk mencari ikan – ikan kecil (makanan).
Seperti kita ketahui bersama bahwa ikan tuna ini sifatnya memburu mangsa berupa
ikan-ikan kecil yang biasanya berenang bergerombol diperairan yang kaya
nutrient. Salah satu perairan yang kaya nutrient adalah wilayah terumbu karang.
Wilayah terumbu karang yang masih sehat menyediakan begitu banyak biota yang
bisa dimangsa oleh para predator salah satunya adalah ikan tuna, sehingga tidak
heran dalam beberapa kejadian ikan tuna ini kelihatan mendekati pantai.
Menanggapi
video diatas Yusli Sandi,S.Ke,M.Si (Kepala Bidang Perikanan Tangkap) menyatakan
bahwa kejadian di video tersebut merupakan pelajaran bahwa menangkap ikan tuna
sirip kuning sebenarnya tidak perlu selalu ke perairan samudera, cukup sediakan
makanan yang cukup di daerah perairan pantai maka ikan tuna akan mendekat.
Dengan mendekatnya ikan tuna di perairan pantai maka nelayan kecil juga bisa
turut menikmati manfaat ekonomis dari populasi ikan ini tanpa perlu harus
mengeluarkan modal yang lebih banyak seperti pembelian BBM.
Lebih
lanjut Yusli menjelaskan bahwa itulah kenapa Dinas Perikanan Bulukumba tetap
konsisten untuk meneruskan program 1.000 rumpon meskipun dalam pelaksanaannya
terdapat banyak kendala. Karena kami menyadari bahwa kendala yang kami hadapi
tidak adalah artinya jika dibandingkan dengan besarnya manfaat yang akan
diterima oleh masyarakat. Program rumpon kita dari tahun ke tahun semakin
disempurnakan dan tahun ketiga ini kami telah memperkenalkan 3 (tiga) model
rumpon yaitu :
1.
Rumpon Dasar
2.
Rumpon Layang (Pohon Laut)
3.
Rumpon Permukaan
Ketiga
jenis konsep rumpon tersebut merupakan upaya kolaborasi untuk meningkatkan
kesehatan ekosistem perairan pesisir di dasar laut, kolom perairan dan
permukaan perairan yang kesemuanya bertujuan untuk menjadi ekosistem alami ikan
sebagai tempat berlindung dan memijah.
Comments
Post a Comment