SUB SEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERUS MENGGELIAT
Aktivitas penangkapan ikan dilaut sudah berlangsung sangat lama,
bahkan banyak dari pengamat perikanan yang berpandangan bahwa tangkapan ikan
dilaut suatu saat akan semakin menurun akibat semakin massivenya eskploitasi
sumberdaya perikanan tangkap. Namun kondisi ini tidak terjadi di Kabupaten
Bulukumba. Profesi penangkapan ikan konsisten tetap tumbuh dari tahun ke tahun, ini juga bisa dilihat dari konsistensi peningkatan produksi selama lima tahun
terakhir yang terus tumbuh dan kini mencapai sekitar 54 ribu ton.
Dalam rentan waktu satu bulan ini saja nelayan yang melapor
ke Dinas Perikanan terkait penambahan armada kapal perikanan sebesar tiga unit.
Armada ini memiliki tonase yang cukup besar yaitu tonase diatas 30 GT.
Penambahan kapal perikanan yang terdeteksi ini baru dari pemilik kapal besar
sedangkan pemilik perahu atau kapal kecil terkadang tidak terdeteksi karena
nelayan jarang yang melapor ke dinas.
Pada hari senin 22 april 2024 nelayan asal Tanuntung
Kecamatan Herlang melaksanakan ritual Anyorong Lopi (Peluncuran Perahu).
Peluncuran perahu ini dihadiri oleh ratusan warga sekitar. Tradisi anyorong
lopi memang merupakan salah satu momen sakral karena pada saat momen ini tetuah
memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa agar kapal yang diluncurkan ini nantinya
berkah dan selamat dalam mengarungi lautan.
Adapun kapal yang diluncurkan diberi nama “Cahaya Maria” yang merupakan milik dari Bapak Cahiruddin yang juga sekaligus Ketua Kelompok Perikanan “Allorang Jaya 1”. Menurut penyuluh perikanan Nafriwati Dahlan Bapak Cahiruddin ini memiliki tiga unit kapal yaitu Cahaya Maria 01, Cahaya Maria 02 dan yang diluncurkan baru-baru ini diberi nama Cahaya Maria 03. Ketiga kapal milik Pak Cahiruddin ini semuanya bertonase diatas 30 GT atau lebih tepatnya sekitar 40 GT.
Adapun hasil tangkapan rata-rata sekali melaut dari kapal
Cahaya Maria ini adalah sekitar 40 gabus dengan rincian rata-rata per trip 25
gabus ikan layang dengan harga berkisar Rp.1.300.000/gabus, 10 gabus ikan “loka-loka
(tongkol) dengan harga Rp.900.000/gabus dan 5 gabus ikan cupili (bahasa lokal)
dengan harga rerata Rp.350.000/gabus. Adapun total penangkapan bisa mencapai
Rp.43.250.000 sekali trip. Namun yang perlu jadi catatan bahwa hasil sebesar
itu didapatkan pada saat musim panen, jika saat mucim paceklik bisa jatuh ke
separuh dari penghasilsan yang disebutkan tadi bahkan bisa juga tidak ada sama
sekali.
Adapun metode penangkapan yang dilakukan oleh kelompok
nelayan ini adalah penangkapan ikan dengan purseiner dengan menggunakan alat
bantu rumpon. Jumlah rumpon yang dimiliki sekarang adalah 25 unit. Menurut pak
cahiruddin rumpon sangat penting dalam mendukung besarnya hasil tangkapan. Oleh
karena itu pula Dinas Perikanan Bulukumba sangat konsen terhadap pengadaan
rumpon karena rumpon ini befungsi untuk mengumpulkan ikan sehingga mudah
ditangkap oleh nelayan
Comments
Post a Comment