Program IISAP untuk Budidaya Perikanan: Meningkatkan Kesejahteraan Pembudidaya Udang dan Bandeng di Bulukumba

 

Apa itu Program IISAP?

Program IISAP  adalah  Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project.
inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan praktik budidaya perikanan yang berkelanjutan di Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengembangkan sektor perikanan dengan mengadopsi teknologi dan praktik budidaya yang ramah lingkungan, meningkatkan produktivitas, dan mendukung kesejahteraan ekonomi para pembudidaya.

Pelaksana Program IISAP

Program IISAP dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia dengan dukungan berbagai pihak termasuk lembaga penelitian, universitas, serta organisasi internasional yang fokus pada pengembangan perikanan berkelanjutan.

Tujuan Program IISAP

Tujuan utama dari program IISAP adalah untuk:

1. Meningkatkan produktivitas budidaya perikanan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan.

2. Mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan budidaya.

3. Meningkatkan kapasitas pembudidaya melalui pelatihan dan pendampingan.

4. Meningkatkan kualitas produk perikanan untuk pasar domestik dan internasional.

Permasalahan yang Ingin Ditangani

Program IISAP berfokus pada beberapa isu utama dalam sektor budidaya perikanan, antara lain:

1. Penggunaan pakan dan obat-obatan yang tidak ramah lingkungan.

2. Polusi air dan kerusakan habitat akibat praktik budidaya yang tidak berkelanjutan.

3. Rendahnya tingkat produksi dan kualitas hasil budidaya.

4. Keterbatasan akses pembudidaya terhadap teknologi dan informasi.

Manfaat bagi Pembudidaya

Melalui program IISAP, pembudidaya perikanan akan mendapatkan berbagai manfaat, seperti:

1. Pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.

2. Akses ke teknologi budidaya terbaru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

3. Peningkatan produktivitas dan kualitas hasil budidaya.

4. Dukungan pemasaran untuk meningkatkan nilai jual produk perikanan.

Sumber Dana Program IISAP

Pendanaan program IISAP berasal dari dana pinjaman ADB (Asia Development Bank) sebesar 1,3 Triliun rupiah. Program ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2023 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan sektor perikanan nasional.

Alokasi untuk Kabupaten Bulukumba

Pada tahun 2024, Kabupaten Bulukumba menerima alokasi sekitar 480 hektar untuk program IISAP. Alokasi ini akan difokuskan pada budidaya udang, yang merupakan komoditas utama di daerah tersebut. 

Menurut penyuluh perikanan Kecamatan Ujung Loe, Nurfadillah, alokasi IISAP di Bulukumba terdiri dari dua tipe:

1. Klaster Tipe 1 (5 hektar):

   - Menerima rehabilitasi tambak lengkap.

   - Penyediaan sarana produksi (saprodi) termasuk bibit, pakan, dan pompa air.

   - Pengerukan saluran induk tambak.

2. Program Tambak Sederhana (480 hektar):

   - Mendapatkan sarana produksi berupa bibit, pakan, dan pompa air.

   - Penunjang hanya dikasi Sarana produksi berupa Bibit, pakan dan pompa air. Serta pengerukan saluran induk tambak.

Pendampingan Fasilitator dan Konsultan

Pada hari Kamis, 13 Juni 2024, telah dilakukan pendampingan oleh fasilitator dan konsultan program IISAP yang melibatkan Analis Akuakultur Israna Rahman,S.Pi dan penyuluh perikanan nurfadillah dan luthfia Amar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan bimbingan kepada para pembudidaya mengenai praktik budidaya yang baik dan berkelanjutan, serta memastikan bahwa alokasi yang diberikan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produksi dan kualitas udang dan bandeng.

Keunggulan Program IISAP

Salah satu keunggulan utama dari program IISAP adalah meski seluruh biaya program ditanggung oleh pemerintah dan donor, hasil tambak nanti tetap menjadi milik sepenuhnya pemilik tambak. Hal ini memberikan insentif besar bagi para pembudidaya untuk berpartisipasi aktif dan menjaga keberlanjutan tambak mereka.

Dengan adanya program IISAP, diharapkan sektor perikanan di Kabupaten Bulukumba akan berkembang lebih pesat, memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, serta mendukung keberlanjutan lingkungan hidup.

Adapun estimasi biaya untuk pengembangan tambak dalam program IISAP dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan spesifik dan kondisi lokal. Namun, berikut adalah kisaran biaya yang dapat digunakan sebagai panduan:

1. **Tambak Inti (Klaster Tipe 1, 5 Hektar)

Tambak inti mendapatkan dukungan yang lebih lengkap, mencakup berbagai aspek mulai dari infrastruktur hingga sarana produksi. Estimasi biaya per hektar untuk tambak inti dapat mencakup:

- Rehabilitasi Tambak: Pengerukan, pembangunan tanggul, dan perbaikan infrastruktur dasar tambak.

- Penyediaan Saprodi: Benih, pakan, dan pompa air.

- Teknologi dan Peralatan: Aerator, sistem monitoring kualitas air, dan peralatan lainnya.

- Pelatihan dan Pendampingan: Program pelatihan untuk peningkatan keterampilan dan pendampingan oleh fasilitator.

Kisaran Biaya: Rp75 juta hingga Rp100 juta per hektar.

2. Tambak Penunjang (480 Hektar)

Tambak penunjang mendapatkan dukungan terbatas yang terutama berupa sarana produksi. Estimasi biaya per hektar untuk tambak penunjang dapat mencakup:

- Penyediaan Saprodi: Benih, pakan, dan pompa air.

- Pengerukan Saluran Induk Tambak: Pengerukan untuk memastikan aliran air yang baik.

Kisaran Biaya: Rp25 juta hingga Rp50 juta per hektar.

Total Estimasi Biaya untuk Kabupaten Bulukumba

**Tambak Inti (5 Hektar)**

- Estimasi total biaya: Rp375 juta hingga Rp500 juta.


**Tambak Penunjang (480 Hektar)**

- Estimasi total biaya: Rp12 miliar hingga Rp24 miliar.

Comments

Popular posts from this blog

MENGEJUTKAN, DAMPAK RUMPON MELEBIHI EKSPEKTASI

SUB SEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERUS MENGGELIAT

Warga Pulau Liukang Loe Menerima 40 Unit Rumpon Dasar pada Tahun 2024 untuk Menanggulangi Degradasi Terumbu Karang