Abdul Kadir Sukses Budidayakan 1.000 Ekor Lobster Air Tawar di Desa Balang Taroang

Bulukumba – Sejak tahun 2022, Abdul Kadir, warga Desa Balang Taroang, berhasil mengembangkan usaha budidaya lobster air tawar dengan modal yang relatif rendah. Hanya dengan biaya produksi sekitar Rp 2.000 per hari untuk 1.000 ekor lobster, Kadir kini mampu menjual lobster berkualitas tinggi dengan harga mencapai Rp 150 ribu per kilogram. Prospek budidaya ini sangat menjanjikan karena permintaan pasar yang tinggi, terutama dari restoran-restoran lokal.

Pada awalnya, Kadir memulai budidaya lobster dengan menggabungkannya bersama ikan koi. Namun, seiring berjalannya waktu, ia memutuskan untuk memindahkan lobster ke kolam khusus. Proses budidaya yang ia terapkan telah melalui berbagai tahap perbaikan dan pengoptimalan, hingga berhasil mencapai skala produksi yang efisien.

Tips Budidaya Lobster Air Tawar Versi Abdul Kadir

Kadir berbagi beberapa cara budidaya lobster air tawar yang telah ia terapkan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang ia gunakan:

1. Pisahkan Indukan yang Bertelur: Indukan lobster yang sudah bertelur harus segera dipisahkan agar tidak diganggu oleh lobster lainnya.

2. Siapkan Shelter untuk Indukan: Setiap indukan harus memiliki shelter atau pipa untuk berlindung, terutama pada siang hari.

3. Pembedaan Jantan dan Betina:  Lobster jantan memiliki warna merah pada capitnya, sedangkan betina tidak.

4. Pengaturan Kolam:  Pada kolam berukuran 2x3 meter, Kadir menempatkan 100 ekor lobster dan menyediakan lebih banyak shelter agar lobster dapat memilih tempat berlindung.

5. Perbandingan Jantan dan Betina:  Idealnya, perbandingan lobster jantan dan betina adalah 30% berbanding 70%. Betina harus lebih banyak agar produksi telur lebih optimal.

6. Kolam Terpisah:  Kolam-kolam harus dipisahkan, yakni kolam untuk indukan, anakan, dan burayak.

7. Waktu Pemeliharaan:  Proses pemeliharaan memakan waktu sekitar 7 bulan, di mana setiap bulannya, lobster bertambah sekitar 7 inci. Lobster siap dikonsumsi saat mencapai ukuran 5 inci.

8. Kebutuhan Oksigen: Aerasi kolam harus dijaga agar pasokan oksigen terpenuhi.

9. Perawatan Anakan: Anak lobster atau burayak perlu perhatian khusus karena mereka bisa diganggu atau bahkan dimakan oleh lobster yang lebih besar.

Air Kolam dan Pakan Alami

Kadir juga menjelaskan bahwa penggantian air dilakukan minimal satu bulan sekali. Budidaya ini tidak memerlukan pakan buatan yang berpotensi merusak kualitas air. Lobster diberi pakan alami, seperti enceng gondok, jagung manis, dan sedikit tahu.

Pasar dan Prospek Budidaya

Menurut Kadir, prospek budidaya lobster air tawar sangat menguntungkan. Lobster merupakan bahan pangan berkelas yang memiliki pangsa pasar luas, terutama dari restoran. Restoran-restoran di Bulukumba, khususnya di wilayah Bira, seperti Restoran Panrita, rutin memesan lobster dari Kadir. Namun, saat ini permintaan pasar belum sepenuhnya terpenuhi karena skala produksi yang masih terbatas.

“Meski harga jualnya tinggi, biaya produksinya sangat murah. Kami hanya menggunakan pakan alami, dan ongkosnya sangat kecil, hanya Rp 2.000 untuk 1.000 ekor lobster,” jelas Kadir.

Selain itu, bibit lobster yang Kadir produksi juga diminati oleh pembudidaya lain. Bahkan, pemerintah desa Baruga Riattang telah menganggarkan pengadaan bibit lobster dan membagikannya kepada warga sebagai bagian dari program ketahanan pangan. 

Untuk mendukung perkembangan budidaya lobster di daerah ini, Kadir dan para petani lainnya membentuk Komunitas Lobster Bulukumba, yang saat ini telah memiliki 50 anggota.

Dengan potensi besar dan permintaan pasar yang terus meningkat, budidaya lobster air tawar yang dijalankan Abdiul Kadir menjadi salah satu contoh kesuksesan pengembangan ekonomi desa yang berkelanjutan.

Comments

Popular posts from this blog

MENGEJUTKAN, DAMPAK RUMPON MELEBIHI EKSPEKTASI

SUB SEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERUS MENGGELIAT

Warga Pulau Liukang Loe Menerima 40 Unit Rumpon Dasar pada Tahun 2024 untuk Menanggulangi Degradasi Terumbu Karang