Di Musim Barat, Nelayan Kecil Tetap Melaut Berkat Rumpon Dasar

Nelayan Pemanfaat Rumpon Dasar

Bulukumba – Musim barat yang identik dengan cuaca buruk dan gelombang besar biasanya memaksa nelayan kecil untuk menghentikan aktivitas melaut. Namun, hal berbeda terjadi tahun ini. Salah satu anggota kelompok nelayan "Hasil Mandiri," Muh. Ishaq, mengungkapkan bahwa dirinya tetap bisa melaut meskipun musim barat sedang berlangsung.

“Biasanya saat musim barat seperti ini, saya berhenti melaut karena cuaca dan gelombang besar. Tapi tahun ini berbeda, setelah ada bantuan rumpon dasar dari Dinas Perikanan sekitar dua bulan lalu, kami bisa menangkap ikan hanya di tepi pantai dengan jarak sekitar 1 km saja,” ujar Ishaq saat diwawancarai.

Menurutnya, kehadiran rumpon dasar sangat membantu nelayan kecil dalam efisiensi biaya operasional sekaligus memungkinkan mereka menangkap ikan sepanjang musim. “Gelombang di perairan dangkal, tempat rumpon dasar ditempatkan, tidak seganas ombak di perairan dalam seperti dekat Selayar tempat kami biasanya mencari ikan. Rumpon ini benar-benar bermanfaat. Saya bahkan siap mengantar siapa saja untuk merasakan sensasi tarikan joran saat memancing di lokasi ini,” tambah Ishaq penuh semangat.

Berbagai jenis ikan berhasil ditangkap di lokasi rumpon dasar, mulai dari ikan kakap merah atau bambangan, kerapu, hingga ikan pelagis besar seperti barramundi atau yang lebih dikenal sebagai Giant Trevally oleh para pemancing.

Rumpon Dasar Jadi Solusi Berkelanjutan

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Bulukumba, Yusli Sandi, menyatakan rasa syukurnya atas keberhasilan rumpon dasar dalam membantu nelayan kecil. “Tiap hari di grup WhatsApp ‘Persaudaraan Pemanfaatan Rumpon’, nelayan terus melaporkan hasil tangkapan mereka. Ini sesuai dengan rencana besar kami untuk menyediakan rumah ikan di perairan Bulukumba,” ujar Yusli.

Menurut Yusli, Bulukumba membutuhkan banyak rumah ikan karena jumlah nelayan yang mencapai sekitar 20.000 orang terus bertambah, sementara stok ikan di laut tetap terbatas. “Rumpon dasar adalah langkah kecil yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi nelayan,” tambahnya.

Gerakan Sosial untuk Pemulihan Laut

Selain rumpon dasar, Yusli juga menginisiasi gerakan sosial bernama GETAR BELUT (Gerakan Tabur Benih di Laut). Gerakan ini mengajak masyarakat, terutama nelayan, untuk terlibat aktif dalam memulihkan habitat ikan yang sudah rusak. “Nelayan seharusnya tidak hanya mengambil hasil dari laut, tapi juga memberikan sesuatu kembali. Misalnya, membuat rumah ikan dari bahan seperti logam atau batu yang bisa menjadi habitat baru bagi ikan,” jelas Yusli.

Namun, Yusli mengingatkan agar pembuatan rumah ikan tidak dilakukan di area terumbu karang yang masih bagus karena justru dapat merusak ekosistem. Dia berharap dengan langkah-langkah ini, keberlanjutan sumber daya laut Bulukumba dapat terus terjaga dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

“Ini sesuai rencana besar kita, karena berdasarkan kajian dari dinas, Bulukumba memerlukan banyak rumah ikan mengingat jumlah nelayan kita yang mencapai sekitar 20.000 orang dan jumlah nelayan ini terus bertambah sementara stok ikan di laut tidak bertambah. Sehingga, inilah upaya kecil dari dinas. Semoga bisa bermanfaat secara jangka panjang,” tambah Yusli.

Dengan adanya inovasi seperti rumpon dasar dan gerakan sosial untuk memulihkan laut, nelayan kecil kini memiliki harapan baru untuk tetap produktif meskipun menghadapi tantangan alam seperti musim barat. Semangat seperti ini menjadi cerminan keberhasilan program pemerintah yang berpihak kepada masyarakat pesisir.



Comments

Popular posts from this blog

MENGEJUTKAN, DAMPAK RUMPON MELEBIHI EKSPEKTASI

SUB SEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERUS MENGGELIAT

Warga Pulau Liukang Loe Menerima 40 Unit Rumpon Dasar pada Tahun 2024 untuk Menanggulangi Degradasi Terumbu Karang