Nelayan Liukang Loe Temukan Ikan Langka di Perairan Dalam Bulukumba
Bulukumba, 25 Februari 2025 – Setelah ditemukannya gerombolan ikan paus di sekitar perairan Bira, kembali nelayan dihebohkan dengam penemuan ikan aneh di perairan sekitar Pulau Liukang Loe, Bulukumba pada hari senin kemarin, anggota kelompok nelayan Doang Lobster berhasil menangkap dua ekor ikan yang tergolong langka di perairan setempat. Setelah dilakukan identifikasi awal, ikan tersebut diduga berasal dari genus Scalicus, famili Peristediidae, yang dikenal sebagai ikan demersal penghuni perairan dalam.
Menurut Yusli Sandi, Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Bulukumba, ikan ini umumnya hidup di kedalaman 100–500 meter dan lebih sering ditemukan di dasar laut berlumpur atau berpasir. “Ikan ini merupakan predator bentik yang memangsa udang kecil, cacing laut, serta moluska. Habitat utamanya berada di perairan dalam, sehingga penemuan ini menjadi sesuatu yang jarang terjadi di perairan Bulukumba,” ungkapnya.
Selain habitatnya yang unik, ikan ini memiliki morfologi khas dengan tubuh berlapis tulang keras yang berfungsi sebagai perlindungan dari predator. Ikan ini juga menggunakan mulutnya yang besar untuk menyedot mangsa dari dasar laut. Makanan utama ikan ini terdiri dari krustasea kecil, cacing laut (polychaeta), moluska kecil, serta ikan kecil yang hidup di dasar laut.
Para nelayan setempat mengonfirmasi bahwa ikan jenis ini sebelumnya belum pernah tertangkap. Kemunculannya kali ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan perubahan ekosistem laut atau pergeseran populasi ikan demersal di kawasan tersebut. “Kami menemukannya di kedalaman sekitar 100 meter, yang cukup dalam tetapi masih dalam jangkauan nelayan,” ujar salah satu anggota kelompok Doang Lobster.
Muncul pertanyaan apakah ikan ini bisa berasosiasi dengan ekosistem terumbu karang dangkal atau daerah yang lebih dangkal secara umum. Namun, berdasarkan karakteristiknya, ikan Scalicus sangat tidak mungkin ditemukan di perairan dangkal karena ketergantungannya pada tekanan air yang lebih tinggi serta substrat berlumpur atau berpasir. Habitatnya yang berada di dasar laut dalam membuatnya tidak cocok untuk hidup di perairan dangkal atau dekat terumbu karang.
Yusli Sandi menegaskan bahwa meskipun ikan ini muncul setelah adanya program pemasangan rumpon secara masif di Bulukumba, tidak ada kaitan antara keberadaan rumpon dengan kemunculan ikan ini. “Ikan ini hidup di dasar laut dalam dan tidak berhubungan dengan ekosistem terumbu karang dangkal. Jadi, meskipun kemunculannya bertepatan dengan program pemasangan rumpon secara masif, saya tegaskan bahwa kemunculan ikan ini tidak berkaitan dengan keberadaan rumpon,” tutupnya.
Comments
Post a Comment